Friday, December 31, 2010

H.O.RE Dari Temen Ke Temen oleh Harlan Boer

DARI TEMEN KE TEMEN

Di tahun 2010, ada acara musik yang membuat saya geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Itu perhelatan kecil-kecilan. Namanya: H.O.RE. Tapi, penggagas acara ini, jelas bukan "orang biasa", cewek ini mah memang sudah "bau sound". Eunice Nuh kembali lagi!

Kalau tidak salah, pertama kali saya mengenal Eunice di acara bertajuk "Six to Six" pada 2002. Saya ingat, selesai briefing untuk persiapan acara tersebut, saya diajak Eunice ke BB's, di kawasan Menteng (kalau tidak salah, Eunice mendapat referensi tempat itu dari Indra Ameng dan Jimi Multhazam). Dan pada 2003 hingga 2004, meletuslah sesuatu yang sangat berharga: band-band baru (beberapa berwajah "lama") bergantian bermain di BB's dengan musik-musik yang habat luar biasa! Tidak ada nama-nama "mapan' seperti Naif atau rumahsakit (mungkin band tertua yang pernah main di BB's adalah Fabel, Vessel, dan Bandempo), di sinilah pertunjukkan-pertunjukkan awal dari band-band baru di antaranya The Upstairs, The Brandals, Seringai, Teenage Death Star, White Shoes & The Couples Company, The Sastro, Sugarstar, dan banyak lagi. Juga aksi-aksi DJ kapiran yang memutar "lagu-lagu kebangsaan". Kadang ada pesta peluncuran album, sampai acara bertema pernikahan.

Apa yang terjadi di BB's, perhelatan rutin yang sungguh sederhana dan ala kadarnya, itu bukan main. Kanal gairah! Sulit dijelaskan, tapi terlalu mudah untuk dirasakan. Malam-malam di BB's adalah masa depan.

Setelah keriaan itu berakhir pada 2004, saya masih sesekali bertemu Eunice. Ngobrol-ngobrol. Kerja. Ngobrol-ngobrol lagi. Makan. Nonton acara musik. Makan lagi. Intinya, Eunice sesekali masih "berkeliaran" di sekitar teman-teman yang dahulu sering bertemu di BB's. Tapi, apa yang dibuatnya bersama kakak dan adiknya kali ini, sebuah serial acara musik yang sudah dilakukan 4 kali sepanjang 2010, acara yang bertajuk H.O.RE, adalah kehadiran Eunice dalam wujudnya yang paling khas: "bau sound".

H.O.RE sudah tentu adalah "sesuatu". Seperti juga era 2003-2004 di BB's, perhelatan di sini adalah hal- hal ini: perjumpaan dengan teman lama dan baru, perjumpaan dengan band-band keren, tempat peluncuran album rekaman, tempat perayaan apa saja, dan malam-malam yang enak.

Terimakasih untuk H.O.RE yang telah membuat "sesuatu" telah terjadi lagi. Saya tidak bisa terlalu memikirkan tulisan ini lagi, harus jemput istri dan anak di supermarket, barusan SMS. Kita bertemu lagi saja di H.O.RE berikutnya.

Thank you!

Salam,
Harlan Boer

Sunday, December 19, 2010

Liputan dari www.rollingstone.co.id Mini Konser 9th The Upstairs

The Upstairs (bintang empat loh!)
Oleh : Reno Nismara

Bagi kalian yang menganggap bahwa The Upstairs sedang diselimuti berbagai macam permasalahan yang tak kunjung usai, kalian salah besar. Bagi kalian yang meramalkan bahwa bubarnya The Upstairs hanya tinggal menunggu waktu, kalian salah besar. Bagi kalian yang tidak menyaksikan Mini Konser 9 Tahun The Upstairs persembahan House of Revelation (H.O.RE) dan Jangan Marah Records pada hari Minggu (12/12) lalu di Eastern Promise, Kemang, kalian rugi besar.

Dengan opening act dari Backalley dan Dikeroyok Wanita, yang malam itu mengenakan pakaian seragam baju hitam polos dan celana pendek berwarna merah, The Upstairs tampil memukau dengan menggeber 27 lagu yang semuanya tersebar di seluruh album yang pernah mereka rilis. Alhasil, para Modern Darlings, sebutan untuk para fans The Upstairs, yang datang pun bisa tersenyum puas setelah melihat aksi para idolanya di atas panggung selama 2 jam 15 menit non-stop tanpa istirahat.

Layaknya sebuah intro, sebuah film dokumenter yang disutradarai oleh Andre “Kubil” Idris, yang juga merupakan gitaris The Upstairs, mengenai metamorfosis The Upstairs dari masa ke masa sempat diputar sebelum pasukan inti band fenomenal ini menampakkan diri mereka di atas panggung. Penonton pun langsung menghadapkan tubuh mereka ke sebuah layar besar yang diletakkan di bagian kiri venue untuk menyaksikan dokumenter yang sederhana tersebut.

Tidak lama setelah film dokumenter tersebut selesai ditayangkan, Andre “Kubil” Idris (gitar) dan Beni Adhiantoro (drum) pun menaiki panggung. Dua wajah yang sedikit asing menyusul naik. Dua orang tersebut masing-masing bernama Pandu Fathoni (additional bass), juga gitaris The Porno dan Morfem, dan Krishna Visco (additional keyboardist). Para penonton pun bersorak-sorai seraya berjalan mendekati panggung agar mereka bisa menyaksikan idola mereka dari jarak dekat.

Tanpa basa basi, intro dari “Cosmic G Spot” pun menghentak dan secara instan menyihir Modern Darlings untuk sesegera mungkin melakukan dansa resah. Penonton semakin menggila ketika Jimi “Danger” Multhazam (vokal) turut naik ke atas panggung dan membakar semangat para penonton dengan liukan tubuhnya yang memiliki ciri khas tersendiri.

Jahit menjahit lagu terjadi pada bagian awal mini konser ini. Tidak tanggung-tanggung, “Cosmic G Spot”, “Hanya Aku, Musik, dan Lantai”, “Anarki”, “Gadis Gangster, “Apakah Aku Berada Di Mars Atau Mereka Mengundang Orang Mars” dimainkan secara medley dengan tingkat keatraktifan yang tinggi. Tidak heran jika banyak orang di antara kerumunan penonton menganga karena kekaguman mereka terhadap pembukaan yang spektakuler.

Sang frontman kharismatik ahli tata bahasa, Jimi Multhazam, pertama kali mengeluarkan celotehan khasnya seusai medley tersebut. Celotehan perdananya pada malam itu bercerita mengenai bagaimana situs social networking dapat membantu The Upstairs dalam mempromosikan mini konser tersebut. Sebelum akhirnya dia menambahkan, “Tidak akan ada situs social networking jika tidak ada Alexander Graham Bell.” Lagu “Alexander Graham Bell” yang terdapat pada album kompilasi berpengaruh, JKT:SKRG, pun dimainkan. Koor massal dari refrain yang repetitif dan anthemic “…Dan esok kita berdansa…” terdengar di seluruh penjuru ruangan.

The Upstairs juga sempat membawakan “Sing Thru Me”, sebuah lagu dari band punk asal Seattle, The Dehumanizers, yang adalah idola Jimi Multhazam pada masa Sekolah Menengah Atas mereka. Cover version ini dimasukkan pada album Magnet! Magnet! setelah pihak The Upstairs mendapatkan approval dari pihak The Dehumanizers. Sebuah kejadian yang diceritakan dengan penuh semangat oleh Jimi Multhazam tepat sebelum lagu tersebut dimainkan.

Selepas membawakan “Nilai Nilai Nilai”, mungkin lagu The Upstairs yang paling punk, Beni Adhiantoro meninggalkan drumset-nya untuk memainkan bass. Pandu Fathoni pun menukar bass-nya dengan sebuah gitar akustik. “Di Antara Haluan” versi akustik menjadi nomor berikutnya. Setelah itu, “Percakapan”, yang rencananya akan dijadikan single ke 3 untuk album Magnet! Magnet! sebelum backing vocal Dian Maryana menyatakan keluar dari The Upstairs, juga dibawakan secara akustik. Dian Maryana, yang hadir pada malam itu, terlihat turut menyanyikan setiap bait dari lagu tersebut di antara kerumunan penonton. Raut wajah terharu pun tidak dapat ia sembunyikan dari wajahnya.

“Mari kembali disko,” ucap Jimi Multhazam setelah dua nomor akustik yang menyentuh tersebut. Beni Adhiantoro pun kembali duduk di balik drumset-nya dan Pandu Fathoni kembali menggenggam bassnya. Alhasil, sebuah medley yang rapi kembali terjadi di mini konser ini. “Antah Berantah”, “Televisi”, “Modern Bob”, dan “Frustrasi” adalah nomor-nomor yang dibawakan pada medley kedua di malam itu. Penonton semakin menjadi-jadi. Tidak hanya dansa resah, crowdsurfing pun mulai timbul dari kumpulan penonton di bibir panggung. Menariknya lagi, Jimi Multhazam, seperti anak kecil yang tidak mau kalah, turut melakukan crowdsurfing setelah melakukan manuver stagedive di tengah lagu “Modern Bob”. Dia cukup lama melakukan crowdsurfing sebelum akhirnya kembali naik ke atas panggung tepat waktu untuk melantunkan verse terakhir dari “Modern Bob”.

“Digital Video Festival”, “Satelit”, dan “Ekspektasi Nol” sempat dibawakan sebelum The Upstairs kembali membawakan sebuah cover. Kali ini giliran “Rocket Ship Goes By” dari sesama band jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Goodnight Electric, yang The Upstairs reimajinasikan. The Upstairs seperti meminjam aura gelap yang dimiliki The Jesus and Mary Chain pada “Rocket Ship Goes By” versi mereka, terutama karena permainan drum Beni Adhiantoro dan efek gitar Kubil yang menghipnotis. Yang menarik adalah ketika pada akhir lagu, Jimi Multhazam secara gamblang berkata, “To Alfi…” Tentu saja Alfi yang dimaksud di sini adalah Alfi Chaniago, eks-bassist The Upstairs yang telah mengubah namanya menjadi Bani Muhammad Mustar dan lebih memilih untuk merendam dirinya pada kegiatan-kegiatan relijius daripada berhubungan dengan dunia musik.

Dua lagu yang semakin meroketkan nama The Upstairs, “Ku Nobatkan Jadi Fantasi” dan “Disko Darurat” menjadi santapan berikutnya. Namun, yang harus digarisbawahi adalah momen intim yang terjadi di sela dua lagu tersebut. Jimi Multhazam melakukan shout out kepada semua pihak yang pernah menjadi bagian dari The Upstairs. Satu per satu nama disebutkan oleh Jimi Multhazam, dibuka dengan nama-nama para backing vocal yang pernah mengiringi The Upstairs, mantan pemegang instrumen yang pernah singgah di The Upstairs, mantan manajer yang disebut sebagai personil ke 4, semua pihak yang suportif terhadap The Upstairs dari awal sampai sekarang, hingga ditutup dengan, “Petroff di surga…,” ucap Jimi Multhazam seraya mengarahkan telunjuknya ke arah langit. Hendra Petroff sendiri adalah eks-keyboardist The Upstairs yang meninggal pada tahun 2004 dikarenakan serangan jantung yang menimpanya.

“Dansa Akhir Pekan” juga turut dimainkan sebelum lagu yang menjadi pemicu The Upstairs dalam merasakan mainstream success, “Terekam (Tak Pernah Mati)”, berkumandang.

Lagu cinta yang sudah bisa dikatakan legendaris walau baru dirilis pada tahun 2004 dikarenakan liriknya yang unik dan eklektik, “Matraman”, menjadi nomor berikutnya. “Siapa bilang tempat romantis harus candle light dinner berduaan di restoran mahal? Tempat yang biasa dipakai buat tawuran anak SMA di siang hari juga bisa jadi romantis,” begitu kata Jimi Multhazam meringkas isi lirik dari “Matraman”. Koor massal pun kembali terjadi untuk yang kesekian kalinya, namun “Matraman” adalah lagu yang bertanggung jawab atas terjadinya koor massal yang paling masif pada malam itu. Jimi Multhazam pun terkagum-kagum dengan suara yang dihasilkan oleh para penonton setelah dia memberikan aba-aba kepada penonton untuk menyanyikan baris terakhir lagu itu secara serempak yang berbunyi, “…kau di Kota Kembang…” Raut wajahnya seakan tak percaya atas apa yang baru saja didengarnya. Dia langsung bertepuk tangan di atas panggung sebagai bentuk hormat yang diberikannya kepada para penonton.

Sebelum membawakan lagu terakhir, Jimi Multhazam mengumumkan alasan mengapa diadakan mini konser pada malam itu, tentu saja selain karena ulang tahun The Upstairs yang ke 9. “Kami ingin menunjukkan kepada kalian bahwa inilah formasi resmi The Upstairs yang baru,” jelas Jimi Multhazam. Dengan begitu, kata additional yang menempel pada diri Pandu Fathoni dan Krishna Visco, yang pada malam itu mengenakan kacamata dengan lampu berwarna hijau neon di dalam frame-nya, sudah bisa dibuang jauh-jauh.

Jimi Multhazam juga sempat menginformasikan bahwa The Upstairs akan menghajar 2011 dengan sebuah album baru yang akan mulai direkam pada Februari 2011 dengan sang drummer, Beni Adhiantoro, berlaku sebagai produser. Jimi Multhazam berjanji bahwa album tersebut akan menjadi album The Upstairs yang paling “jantan”.

Sebuah lagu baru yang menandakan kembalinya The Upstairs di kancah musik Indonesia dan bisa diunduh secara gratis di Tumblr resmi The Upstairs, “Menaralara”, menjadi lagu penutup Mini Konser 9 Tahun The Upstairs yang sangat intim ini. Kata “jantan” memang tepat untuk mendeskripsikan materi baru tersebut.

Salam perpisahan yang dilakukan secara serempak oleh seluruh personil menjadi tanda bahwa mini konser telah usai. Acara ini memang bertajuk Mini Konser 9 Tahun The Upstairs, namun dampak yang diberikan sangatlah maksimal. Telah disebutkan di atas bahwa raut wajah puas terpampang di wajah para penonton, namun raut wajah dari para personil The Upstairs sendirilah yang menjadi hal terpenting pada malam itu. Mereka terlihat sangat puas dengan apa yang mereka lihat, dengar, dan rasa dari atas panggung. Mereka semakin siap untuk menghajar tahun 2011. The Upstairs masih hidup, dan sepertinya untuk waktu yang sangat lama.

Dan esok kita berdansa…

[Foto oleh Mahdesi Iskandar]

Monday, December 13, 2010

LIPUTAN PANDANGAN MATA HORE#4



H.O.RE#4 EVENT:
H.O.RE & JANGAN MARAH RECORDS mempersembahkan
MINI KONSER 9th THE UPSTAIRS
Band pembuka: Backalley, Dikeroyok Wanita
Pemutaran film dokumentasi The Upstairs selama 9th disutradarai oleh Kubil The Upstairs


Mari berdansa! Acara kali ini memang sangat berbeda. Komposisi 2 band pembuka dan Band Utama yang dirasakan pas. Pas kerennya, pas brengseknya, pas komposisinya. Tidak terlalu manis, tidak terlalu pahit, tidak terlalu berwarna ataupun terlalu hitam.
Kami melaunchingkan Album Matraman yang tidak terasa sudah lebih dari 5 tahun yang lalu. Kali ini kami kembali bekerjasama dengan Jangan Marah Records yang memang telah bersama The Upstairs merencakan acara ini. Akhirnya kami (The Upstairs – Jangan Marah Records – H.O.RE) sepakat untuk melangsungkan acara ini.

Backalley, sudah mendengar nama mereka sejak 2 tahun yang lalu, dan kami selalu mencari waktu yang tepat untuk menampilkan mereka. Materi segar, dan berpenamilan menarik, dan tampak sebagai urban alternative electronic rock. Gak usah terlalu serius atas sebutan ini, tapi kami menangkap esensi itu dari penampilan mereka. Penampilan mereka di urutan awal, banyak menggugah orang – orang untuk berapresiasi lebih sekedar menggoyangkan kepala atau tangan atau kaki. Mereka membawa sesuatu yang dewasa, bagian dari The Upstairs yang memang dewasa. Kita support banget band ini.

Dikeroyok Wanita
. Ya tuhan, mereka mengingatkan kami pada waktu kami SD. Cuma kali ini atasannya adalah hitam. Bercelana selutut merah itulah yang langsung menancap secara visual di otak kami. Menyenangkan, baik materi dan pembawaannya. Cukup tergolong sebagai fatalis. Terlihat para tamu asing bergoyang bahkan ada tamu asing wanita yang mendekat ke vokalis dan bergoyang. Hahaha, buat kami mereka mengingatkan The Upstairs pada saat mereka berwarna warni.

The Upstairs
. Tiba saat giliran mereka. Tidak dibuka oleh MC, melainkan film dokumentasi perjalanan mereka. Mengharukan sekaligus menyenangkan. Kami langsung mengingat beberapa personil seperti Petrof (almarhum), Alfi, Acid, Muthi, Rebeca, Hans, dan lainnya. Kerusuhan, ketotalan seluruh anggota, dan kesembarangannya sang vokalis dalam berorasi, semua serba apa adanya, sampai kepada pertumbuhan mereka hingga kini. Sontak satu ruangan dijejali oleh Modern Darlings. Semua maju seperti tentara, berebut menjadi pasukan garis depan. Siap mati bagi apa yang mereka bela selama ini.
Dua puluh tujuh lagu dibawakan dengan dua lagu versi akustik, dan sembilan lagu dimedley kan adalah sesuatu yang mengejutkan. Semua angkatan merasa mendapat bagian kenangannya dan semua merasa memiliki The Upstairs. Malam itu memang bukan pertunjukan band biasa, tapi malam dimana kita membela lantai dansa dan romansa bersama The Upstairs.


Signing off. Selamat Tahun Baru dan selamat menempuh hidup baru!!!

LIPUTAN PANDANGAN MATA HORE#3




H.O.RE#3 EVENT:
Beatnikk, Kebunku, That’s Rockefeller, Cangkang Serigala, Cemetary Dance Club, Kelelawar Malam

Malam ini beda. Entah kenapa, tapi kami semua merasa lelah sebelum acara ini berjalan. Tapi semangat tetap besar. Pastinya karena pekerjaan kami yang bertubi – tubi, tapi semangat bahwa band yang akan main adalah band yang kami sudah lama tidak kami lihat, ada band baru, dan ada band yang eksis di kalangannya yang kami sangat ingin lihat. Berikut laporan pandangan mata kami serta hasil obrolan kami dengan orang – orang yang datang.

Beatnikk, tampil sebagai band pertama. Dengan vokalis yaitu Mesa (Holly City Rollers), dengan gitar dan beat khas Mesa ketika kami bahas dengan seseorang, maka mampu membuat orang beranjak dari mejanya untuk berdiri, melihat pertunjukan band ini. Tergolong baru, namun ‘menghentak’ dan catchy. Ada pula yang berkomentar bahwa gaya - gaya seperti ‘Artic Monkey’. Tapi buat kami, kami senang melihat semangat, s.o.ul nya.

Kebunku. Salah satu band yang sempat lama vacum, dan telah berganti formasi, kini tampil dengan sedikit ‘kurang semangat’ yang tidak seperti biasanya. Entah apakah karena usia, kesibukan, atau lokasi yang salah (karena sepertinya massa mereka besar di wilayah Jakarta Timur, Utara, dan pusat), tapi tetap dapat membuat orang maju, berkumpul di depan hadapan mereka. Musti dengerin juga album ‘Ga’Brenti!’ mereka, karena mereka telah memberikan hati mereka kepada Marcella Zaliyanti dibandingkan Wulan Guritno kali ini.

That’s Rockefeller
. Termasuk salah satu band yang ditunggu, dan tidak diragukan, membuat sebagian besar orang maju, bergoyang, berdendang, dan dimanterai atas nama rock yang psychedelic, serta dengan substansi permabukan yang natural. Tapi ada sesuatu yang berbeda, beat perkusi dengan penempatan pas – tepat – semakin membuat orang kerajingan. Mereka bergoyang dan berdendang mewakili substansinya. Setelah mereka selesai, sudah sangat cepat kami ingin melihat mereka kembali beraksi lagi, semoga mereka tidak akan berhenti dan memberikan materi yang ajaib di album baru mereka nanti.

Cangkang Serigala. Buat kami mereka ajaib. Kami seperti mendapatkan pencerahan, dan buat kami pertunjukan mereka lebih kepada seni pertunjukan, bukan hanya sebuah tontonan showcase band biasa. Mereka lebih mengingatkan kami terhadap ’performance art’, dan terlintas ingatan kami tentang grup garden of blind. Purba dan mutakhir dapat ditemukan pada saat menonton mereka. Sederhana, menyenangkan, rendah hati, dan sedikit gila, serta mengingatkan saya para performer eksperimental belahan Eropa sana.Didatangkan dari Yogyakarta, dan mereka datang dari kalangan seni. Bagi kami mereka sebuah bentuk pertunjukan musik dengan semangat yang luar biasa. Empat jempol!


Cemetary Dance Club
. Band ini bukanlah band kemarin sore. Musik yang upbeat, darah segar, dan berpartner bersama MacBeth. Buat kami, mereka atraktif, stamina kuat, materi yang menyenangkan ala jaman sekarang, tapi rupanya panggung mereka kali ini jadi sedikit tes mental. Memberikan mereka tantangan untuk bisa membuat orang maju, mendekat dan liar bersama. Ya, para penonton malam ini memang sangat pasif.

Kelelawar Malam
. Young blood, Old soul. Kami sudah mendengar mereka direfrensikan oleh teman – teman kalangan band sejak lama. Hanya baru kali ini, kami baru berkesempatan melihatnya sendiri. Mengagumkan dan menyenangkan. Dan kami memilih lagu Malam Mencekam dari CD mereka yang bertajuk Kelelawar Malam. Hanya kenapa salah satu anggotanya harus memakai wig agar seragam gondrong di barisan depan, hahaha....gak papa lah, namanya juga untuk HORE.

Signing off.

Thursday, December 9, 2010

Sunday, November 14, 2010



Setelah beberapa tahun (sebentar, kira – kira 2004 sampai sekarang) walaupun kami tidak terlalu dekat, tapi orang ini adalah salah satu orang yang kami segani. Sudah malang melintang dari membentuk Vessel hingga Raksasa, terkenal sebagai pemain Bass yang bergaya khas, pas, jujur, nyaman, dan mantab. Kami sering bertemu kembali di era Bonny bermain di Raksasa pada saat band tersebut main di event H.O.RE yang perdana. Dikenal pendiam tapi bukan berarti tidak pendendam, dan kami percaya bahwa seseorang pada saat dewasa sangat erat dengan kehidupannya di masa kecil. Masa SMU yang dihabiskan di sekolah khusus pria Pangudi Luhur tentu saja juga memberikan sebuah pengaruh besar baginya, Dan pada suatu kesempatan ketika kami mebicarakan anjing, kami tidak menyangka kita bisa membahas masalah anjing setengah jam sendiri. Berikut adalah pembicaraan mengenai sebagian besar masa lalu, masa sekarang, dan sedikit mengenai masa depan dengan Bonny.


TeKe : Band pertama lo? Nama band, waktu itu lo umur berapa & bawain apa?
BS : Ngeband asal2an waktu itu,masih SMP,umur 13...masih maenin Twisted Sister,Sex pistols,Rat Cat...yg gampang2lah

TeKe : Lo anak ke berapa dari berapa bersaudara?
BS : Gw anak pertama dari 3 bersaudara


TeKe : Gw agak bingung sebenernya bisa ngebentuk Vessel, tp ya itu nunjukin dont judge the book by its cover n bahwa lo adalah org yg open mind, tp sebenernya kenapa lo ngebentuk Vessel?
BS : gw,Leonardo Ringo dan Danny membentuk band itu, karena dari dulu sampe sekarang gw selalu ingin bawain musik yg gw suka dan kebetulan musik yg gw dengarkan lumayan beragam,jadi ya akhirnya suka seenaknya bikin atau gabung di band dengan aliran yg beda - beda.

TeKe : Apa aja yg bisa membuat lo tenang?
BS : Ngeliatin muka anak gw pas dia lagi tidur

TeKe : Apa aja hobi lo?
BS :
- Main Game,kalo lagi libur bisa 5 - 10 jam sehari..hahahaha..
- Nonton DVD (standard kalo ini sih)
- Ngopi sambil baca buku & dengerin musik di IPOD (gw gak suka cerita
Fiksi,lebih suka baca buku tentang Biography seseorang,
Musisi,politikus,Tokoh Militer dll)
- Main sama 3 anjing2 gw...Bella,Alice & Merlin (Husky,Golden retriever
dan Labrador Retriever)
TeKe : Wah gw pengen liat nanti kalau Dogo Argentino mu kalau doi sudah sampai
ya!!


TeKe : Apa yg ngebuat lo seneng anjing & apa yg lo kagumin dari para anjing? Kata org Anjing itu disayangi karena kesetiaannya, ada beberapa temen gw yang mereka memutuskan untuk tidak menikah dan memelihara anjing sepenuh hati dan tanggapan mereka adalah: kalau nikah bisa sakit hati tapi kalo piara anjing gak bakal buat lo sakit hati. Apakah ada isu yang berkaitan dengan
kesetiaan?
BS : Anjing itu memang teman manusia yg paling setia,dan bisa jalin komunikasi 2 arah dengan kita,gak semua binatang peliharaan bisa seperti itu, kebetulan gw emang suka pelihara binatang gak cuma anjing,makanya gw bisa rasain bedanya,tapi kalau sampai memutuskan tidak menikah karena takut sakit hati...gaklah..gw gak sepengecut itu...Hahahahaha

TeKe : Apa motto hidup lo?
BS : Hmm....gapunya motto apa2....hahahaha
TeKe : Hehehe sama ya....

TeKe : Gw udh pernah melihat gaya bermain dan kontribusi lo di beberapa band.
Walaupun yg gw lihat dan masih inget adalah yg mayoritas di Raksasa, dan
terus terang aja gw baru dengerin lagu Deadsquad n liat band itu main
kemarin waktu lo undang liat latihan kalian. Sebenernya gw tdk terlalu
suka denger lagu band sekeras itu, dan kemarin waktu liat Deadsquad
latihan paling gw pikir gw hanya akan tahan 2 - 3 lagu, tapi ternyata
nggak....enak dan pas banget buat gw...apalagi Sermon.....
Pelajaran apa yg bisa lo petik dari masing - masing band yang pernah kau
masuki.
BS : Tengkyu,gw anggep itu pujian buat gw n DEADSQUAD.Kalo pelajaran yg bisa
diambil,banyak bangeetttttt...tiap band ngajarin banyak hal ke gw...karena
ngeband itu loe berinteraksi dengan orang banyak, at least dengan
anggota band loe sendiri,bener kata orang2...ngeband itu lebih susah
daripada pacaran...pacaran cuma nyatuin 2 kepala jadi satu (kadang2
badan..hahaha)sedangkan Band,rata - rata lebih dari 3 kepala.
Dari semua band yg pernah gw jalanin semua ada plus minusnya..tapi gw
ga mau ngambil dari sudut pandang di dalem bandnya..gw lebih mengambil
pelajaran dari bagaimana caranya menjalankan sebuah band,bagaimana proses
untuk bisa membuat sebuah band yg karya2nya bisa diapresiasi orang
banyak,bagaimana produksi sebuah band,baik dalam hal recording,produksi di
panggung, merchandise sampai ke managemen band,dan semua itu gw dapet dari
pengalaman di band2 terdahulu gw,dan pengalaman itu juga akhirnya yg
sedikit banyak udah membentuk gw yg sekarang.
Untuk masalah passion...2 band ini yang sekarang ini DEADSQUAD &
RAKSASA, gw punya pasion yg sama, kalau di DEADSQUAD terlihat lebih
ngotot, karena tuntutan lagu dan emang susaahhhh maeninnya...hahaha...dan
di RAKSASA gw terlihat lebih kalem,ya memang lagu2nya memang ga
menuntut gw buat untuk terlalu ngotot mainnya,tiap lagu atau jenis musik
kan nikmatinnya beda - beda, ga akan pernah bisa sama...loe maenin RnB kan
ga mungkin sambil Headbang juga kan? hehehehe. Yang jelas, dari dulu
sampai sekarang gw selalu komitmen dan total di setiap band yg pernah gw
jalanin.

TeKe : Apa yang menjadi ciri khas lo bermain bass baik dari pemilihan nada,sampai gaya main? Ya walaupun gw sudah ngeliat gaya mainmu, tp lebih baik gw denger dari lo langsung juga.
BS : Kalau dari gaya,standart lah,gw bukan tipikal player yg suka lari2an di atas panggung,yg hampir selalu ga pernah lepas: rokok....awalnya ga pernah mikir itu bakal jadi ciri..cuman buat ngilangin Nervous diatas panggung ajah...lama2 jadi aneh kalo main ga ada rokok di mulut gw.Yg beda
mungkin kalau di Raksasa gw lebih terlihat enjoy cenderung asik sendiri,
kalau di Deadsquad terlihat ngotot,full power dan full headbang. :)
Pemilihan nada? hmmmmm...ini dia neh..jujur gw maen asal2an, alias ga
ngerti segala macem skill atau yg berbau teknis..hahaha..semuanya ngalir
ajah,kaya udah ada yg jalanin tangan gw...apalagi di Raksasa,tiap kali
manggung atau latihan improve gw beda2, ga pernah sama...se ngalirnya
aja...yg penting nyambung sama lagu.Bahkan dulu waktu Vessel masih jadi
Cover Version Radiohead...gw ga pernah ngulik Bass nya sama persis,yg
penting tau perpindahan kord-nya ke mana aja...ya udah,gw maenin seenak gw
tanpa ngerubah mood dan nyawa lagunya.

TeKe : Apa yg paling takut kejadian atau pernah kejadian waktu lo mabuk?
BS : tergantung mabuk apaan..kalo alkohol biasanya sih ga ada takutnya...hahahahaha...kalo cims,pernah ditimpukin waktu maen dulu karna banyak skip dan ngaco maennya...itulah knapa dari mulai saat itu (tahun 98 kl ga salah bareng Vessel di PL Fair) sampe skarang,gw manggung selalu
sober,seandainya ada alkohol cm sebatas tipsy aja,buat naekin
adrenalin..heheheh

TeKe : Tentang anak. Apa yg lo harepin dan orang tua yang baik menurut lo adalah orang tua yang seperti apa? Apakah ada ketakutan tentang tidak bisa menjadi orang tua yang baik?
BS : Ketakutan ga bisa jadi orangtua yg baik,mungkin itu ketakutan yg umum buat semua orang yg udah punya anak.So far gw ga menuntut macem2 dari anak gw,cuman bisa memantau minat sama bakat dia apa,itu yg mungkin harus dikembangin,jadi gapernah memaksa untuk dia harus jadi apa atau siapa,
sebisa mungkin gw ga melarang minat dia selama itu positif.

TeKe : Ajaran apa yang masih lo ingat dari orang tua lo sedari lo kecil, dan perlakuan mereka yang lo inget banget sampe sekarang, dan juga perbuatan lo yang masih lo inget?
Kaya gw inget banget kalo gw berantem sama kakak atau adik gw, gw akan
dimasukin ke dalam lemari baju nyokap yg gede n dikunciin di situ. Kalo
nyokap gw sudah mulai brteriak marah2, gw akan kabur ke kamar kakek gw n
nyumpet di bawah ranjangnya habis itu gw nyolong permen, kertas n spidolnya buat gambar2....
BS : hmmmm..apa yah...mungkin,gw dari kecil udah biasa dididik untuk mengerjakan apapun sendiri,contohnya...gw SD kelas 2 udah harus bisa sekolah PP Mayestik - Lbk Bulus naek Metromini,klas 4 SD udah dikasih uang bulanan alesannya biar bisa atur duit sendiri,dan kalo sampai habis blom
waktunya ortu gw ga pernah kasih lebih,ya mau gamau ga jajan sampe bulan
berikutnya. Dan dari uang bulanan yg gw sisihin itulah tiap bulan gw bisa
beli kaset dari band2 yg gw suka tanpa harus minta ke orangtua.
Kejadian yang gw inget ,gw slalu disabet pake sapu lidi sama bokap sampe
merah – merah kalo ketauan berantem waktu SD, kalau lagi ujian,sore cuman
dikasih jatah main 1 jam n waktu itu masih era Video Betamax, bela – belain bangun jam setengah 5 pagi cuman biar bisa nonton Video Walt Disney sebelum berangkat Sekolah,karna jam2 itu yg dibolehin di rumah gw untuk nonton video,malem waktunya belajar...hahahaha
TeKe : Ya iyalah, lagian SD udah berantem. Eh tapi gw juga deng, kelas 4.

TeKe : Gw ngeliat lo sebagai player yang gak manja, apa adanya, ya jaga image juga,tapi apa yang harus ada setiap lo mau manggung?
BS : Yg harus ada...Aer Putih!!! dan rokok gw tentunya...hehehehe

TeKe : 5 hal yg org gak tau n harus hati – hati tentang lo?
BS :
- Sensitif
- Pendendam abadi
- Jadwal boker gw berantakan (hehehe)
- Bisa jadi org paling tempramen,dan bisa jadi org yg paling sabar
- Senang menyendiri


TeKe : Band pop apa yang lo suka, luar negeri n dalam negeri?
BS : Luar negeri : Hellsongs , Cranberries, The Police,Debbie gibson album Electric Youth sampe skrg jg masih suka,Madonna dari awal sampe Like A Prayer ..etc, nah kalo dalem negeri gatau deh... kalo Pop terbatas
pengetahuan gw..hehehehe

TeKe : Tentang regenerasi di scene mu? Bagaimana tentang skill, attitude,aransemen?
Beberapa band baru yang patut ditonton yang berasal di Jkt, Bdg, Ygy,Sby?
Siapa yang bakalan jadi the Rising Star dari scene lo?
BS : Regenerasi di Scene metal dalam 3 taun terakhir ini buat gw luar biasa, banyak band2 Death Metal yg berisi anak2 umur 16 - 23 taun yg punya kualitas dan skill yg edan.Kalau dari Jakarta ada
Revenge, Carnivored, Deadcarnation dll,dari daerah lain gw kurang
ngikutin...tapi ada 1 band Kediri yg gw suka banget, Demented Heart...
Kalau Rising Star,dilihat dari produksi Album dan di panggung,gw masih
pegang Revenge..kalau mereka konsisten 4-5 taun ke depan,bakal jadi
Monster yg mengerikan dari Scene Metal Indonesia.


TeKe : Merk Bass kesukaan lo? Lo ada berapa bass? Amply nya apa? Ada kaitannya sama pertunjukan lo, atau gak ada pengaruhnya?
BS : Kalo merk yg paling gw suka sih Rickenbacker,tpi blom kebeli..hehe...tapi Bass yg gw pake sekarang juga ga kalah asik,gw make Bass Hamer USA, satu2nya Bass yg gw punya,Amply blom ada,karena harga amply yg gw pengen banget, Headnya aja masih belasan juta harganya...masih menabung
pelan2lah,tapi gw selalu make pre-amp, Tech 21 Sansamp Bass Driver,jimat
yg gw pake dari taun 98...hahahaha...Pengaruhnya pasti ada,tapi tetep yg
nomer satu ya Playernya itu sendiri.

TeKe : Musisi yang nyebelin adalah musisi yang......
BS : Sok sangar padahal maenin lagu ga ada keras – kerasnya

TeKe : Pelawak kesukaan lo?
BS : Warkop di era kaset

TeKe : Bassist player yg meng-inspired lo banget?
BS : 2 orang utama yg ngeracunin kepala gw,Cliff Burton dan Steve Haris,mereka berdua adalah guru virtual gw,2 orang itu yg bikin gw jatuh cinta sama Bass dan bikin gw bermimpi kalo someday gw harus jadi pemain Bass.

TeKe : Kejadian yg pernah lo lakukan dan menurut lo itu adalah tindakan yg 'Out of Control' ?
BS : Menghajar orang sampai koma dan akhirnya bermalam di sel

TeKe : Menurut lo tentang jualan lagu online? Kalo org beli album fisik, menurut lo kenapa?
BS : Jualan lagu online menurut gw lebih ke tuntutan jaman yg segalanya menuntut utk serba praktis,apalagi jangkauan internet gak hanya ada di kota2 besar,sudah lebih merakyat,kita ga perlu pusing pikirin
duplicating cd,cetak cover dan bla bla..dan buat gw itu gak salah,tiap
band atau musisi punya hak untuk menjuallagu2nya dalam bentuk apapun,dan
album dalam bentuk fisik,gw masih yakin inipun ga akan pernah mati,karena
gak sedikit juga orang yg lebih menghargai nilai sebuah album gak hanya
dari lagunya tapi satu paket antara lagu,artwork sampai packaging albumnya.


TeKe :
Pertanyaan pilihan: Harus diisi & dipilih salah satu
TeKe: Main golf atau main tennis?
BS : Tennis,apalagi kalo lawan cewe...roknya bisa ngangkat2..hahahaha

TeKe: The Carpenters atau Simon & Garfunkel ?
BS : Simon & Garfunkel

TeKe: Motley Crue atau Alice Cooper?
BS : M.O.T.L.E.Y C.R.U.E !!!!!

TeKe: Jepang atau bule?
BS : Jepang, jeritannya manteb
TeKe: hahaha lo ngerti banget nih pertanyaan gw, gak usah gw jelasin lagi apanya yang Jepang atau Bule

TeKe: Stone Roses atau Oasis?
BS : Oasis

Kayanya segini dulu interview dengan Bonny, walaupun kita dari H.O.RE masih banyak banget yang ingin ditanyakan, dan sebenarnya lebih ke hal – hal yang gak penting dan pribadi sebenarnya dibandingkan ’permusikannya’.

Saturday, November 13, 2010

HORE#3


H.O.RE#3
FREE ENTRY
Thursday 25th November, 7PM - done
Backyard of Eastern Promise (Jl. Kemang Raya No.5)
We're going to rock you with :
Beatnik, Kebunku, That's Rockefeller,
Kelelawar malam &
Special performance of: Cangkang Serigala (Ygy)

H.O.RE 2nd EVENT: H.O.RE & Jangan Marah Records presents: Bangkutaman Konser Buat Kota





H.O.RE & Jangan Marah Records presents:
Bangkutaman Konser Buat Kota
Eastern Promise, Kamis 21 Oktober
Judee – Tantrum – Sajamacut – Bangkutaman feat Sir Dandy, Bofag, Endah & Rhesa, Zeke Khaseli, Adrian Adrioetomo, Choliel 'ERK'


Saya masih mengingat ketika pertama kali bertemu sang vokalis Bangkutaman (BT), kira – kira tahun 2003 – 2004 (saat mengurus konser band LAIN di Yogya), datang dengan jaket kulit, dan saya diperkenalkan olehnya, ya dengan Acum. Saat itu BT bercokol di Yogyakarta, dan sekarang mereka bercokol di Jakarta.
Event ini diawali lewat telepon, kami mengajak untuk ’Mari kita launchingkan BT’ kepada Harlan Boer, dan akhirnya terjadi event ini.
Kini kami bersama menetaskan perhelatan guna launching Album mereka ’Ode Buat Kota’, dan kebersamaan kami ditambah dengan kolaborasi dari Harlan Boer dari Jangan Marah Records. Menyenangkan sekali bisa bekerjasama kembali dalam hal musik dan senang – senang bersama mereka.
Sejak checksound kami tim H.O.RE sudah sangat exciting dan dikejutkan dengan band – band yang tergolong baru pertama kali kami lihat yaitu Tantrum dan Judee. Angin besar sempat membuat panik dan mengalahkan kekuatan ikatan tenda halaman belakang Eastern Promise (EP). Saat acara berjalan, tiba – tiba ruangan menjadi penuh sesak, suasana menjadi sedikit ’sakit rock’ serta memabukan, dan hal terpenting bisa bertemu dan berkenalan dengan wajah lama dan baru yang bermunculan.

Judee, tampil sebagai band pertama. Mereka dapat membawakan aransemen serta lagu mereka sendiri yang berbau pop ala 60 – 70an dengan menyenangkan, menyegarkan, walaupun dari segi dandanan serta gaya masih belum terlalu total tapi sangat ’fresh’, dan kami sangat merekomendasikan mereka, Rencananya di Bulan Desember mereka akan melaunchingkan Album EP mereka.

Tantrum. Ini dia. Walaupun satu tahun sudah tidak pernah tampil, tapi tidak ada tanda – tanda kekakuan dan sangat menguasai panggung. Tampil menenangkan dan diperkuat dengan penampilan Mondo (kami sempat menanyakan kepada Mondo, apakah ia bergabung dengan Tantrum, dan ia menjawabnya hanya tertawa ala Mondo). Sedikit hal lucu adalah salah satu pemain terompet tidak datang sampai mereka usai manggung. Sungguh buat kami Band ini bisa menjadi ’Band Besar’.

Sajamacut. Termasuk salah satu band yang ditunggu, dan tidak diragukan, membuat pengunjung meninggalkan meja untuk semakin mendekat ke panggung untuk menikmati band.

Bangkutaman. Sayang video klip belum rampung sehingga tidak bisa diputar, sayang mimpi kami menginterview orang – orang Jakarta juga tidak terwujud, tapi tanpa itu saja mini konser Bangkutaman sudah memuaskan. Konsep konser yang digabungkan dengan pembacaan puisi oleh Bofag, Sir Dandy, dan kolaborasi beberapa musisi dengan Bangkutaman sendiri merupakan sebuah hal yang menyenangkan dan berbeda. Disentil dengan pembacaan puisi dari Sir Dandy yang memberikan asosiasi di Jakarta = Kerja, dan diakhiri semua para peserta kolaborasi satu panggung membawakan single ’Ode Buat Kota’.

Setelah acara selesai, berfoto tak kunjung selesai, dan diakhiri dengan ’nongkrong’ di trotoar jalan.

Signing off.
Jangan lupa datang ke H.O.RE#3 Kamis 25 November: Kelelawar Malam, Cangkang Serigala (Yogya) Launching video Karaoke, Kebunku, That’s Rockefeller, Beatnik. GRATISS!!

Saturday, September 4, 2010

PRASS THE TWISTED TIME TRAVELLER



Akhirnya kami bertemu untuk ngobrol setelah dua minggu kami mengatur jadual. Ngobrol interview yang tadinya direncanakan lewat dunia maya, akhirnya kami putuskan untuk tatap muka. Saya belum pernah mengenal Pras, sampai di acara H.O.RE pertama, diperkenalkan oleh Pepeng. Saya belum pernah melihat The Time Travel (3T), hingga suatu saat saya datang ke sebuah event dimana Raksasa dan 3T satu panggung. Sudah lama saya penasaran melihat band ini. Diantara beberapa orang yang ada di kepala kami untuk diinterview, akhirnya setelah menonton pertunjukan 3T, kami memutuskan untuk menginterview Pras terlebih dahulu. Entah kenapa. Padahal kami tahu bahwa sulit untuk menginterview orang yang kami buta akan kehidupannya.
Lucunya malam itu (saat kami melihat penampilan band 3T), sebenarnya Pras ‘tumbang’ (sakit), tapi dia malah bermain maksimal, dan sangat ‘show off’ di atas panggung. Saya cukup mengerti dengan sangat show off nya Pras dimana karena mengusung nuansa Rockabilly, dan ekspresi serta show off ketrampilan penting bagi ‘player’nya. Bayangkan 5 gitaris (termasuk Pras) bermain bersamaan, bersama 1 bassist, dan 1 drummer. Bagi saya 3T adalah sebuah band yang menyuguhkan sebuah pertunjukan yang sepertinya mengingatkan tentang pentingnya berekspresi, format band, kreatifitas, dan hiburan, yang pada saat ini kami sangat haus untuk melihat perubahan.

Setelah bertemu dan ngobrol (dilatarbelakangi banyak lagu Rock di panggung, dan sungguh saat yang tepat untuk mendengarkan rock), bagi kami Pras adalah sosok unik. Sosok Leo yang juga berat ke Gemini. Saya tidak pernah menganggap enteng seseorang, terutama seseorang yang mempunyai pembawaan yang tenang, dan benar saja. Saya tidak menyangka bahwa ia rendah hati, tenang, tapi berapi – api untuk memperjuangkan ’passion’ nya.

Ia baru bergabung dengan 3T April, Mei 2009. Dan akhirnya dinyatakan sebagai salah satu kunci penting band 3T. Padahal band sebelumnya (Minerva) mengusung genre Acid Jazz. Menurut saya perpindahaan genre yang drastis, dengan keseluruhan (termasuk penjiwaan). Tidak haus untuk menjadi nomor 1, cukup menjadi nomor 2. Ia menyatakan bahwa ia baru berusaha 40% untuk mengejar ’passion’ nya, pada saat ini. Dan wanita adalah salah kelemahannya. Datang dari keluarga besar yang selalu ’adem ayem’ serta mencintai kemapanan dan ketenangan hidup, tapi tidak dengan Pras. Sejak muda ia sangat disadarkan bahwa ia tidak ingin dipermainkan dan dibohongi oleh siapapun (well, untuk yang ini kami sepakat bahwa pemikiran ini adalah hasil dari dunia pergaulan SMP dan SMA yang kejam), dan ia sudah mengetahui bahwa pilihan karirnya antara menjadi pengusaha atau musisi. Jika banyak teman saya yang akhirnya menggabungkan dua hal itu agar dapat , maka ia tidak tertarik untuk menggabungkannya. Kami mengerti posisi itu. Semua aspek bisnis akan tercampur dalam idealisme yang akhirnya dapat menahan untuk membuat suatu karya yang sesuai dengan hati. Ketika ditanyakan Rock atau Jazz, ia sempat terdiam dan berusaha menjelaskan, tapi akhirnya pilihan jatuh di Rock. Memilih Led Zepellin dibandingkan Deep Purple, serta memilih Breakin’ The Rules dibandingkan menjadi Nerdie. Mengaku tidak pernah menggunakan substansi apapun untuk menikmati musik, karena musik adalah substansinya. Bagi Pras, seorang player itu harus seimbang antara skill,feel,dan fisikal, harus mempunyai ’casing’ yang pas katanya. Sekarang ini dia sudah mempunyai list para player yang sangat ingin diajak kerjasama untuk membuat band. Sudah merasakan pas bekerjasama dengan Pepeng, maka ia sangat ingin tetap bekerjasama dengan Pepeng di proyekan musik lainnya. Kelak ia sangat berkeinginan untuk dapat bekerjasama dengan Ersta sebagai bassistnya (ex Bassist Yovi & Nuno), Keyboardist Mondo (Sore). Sisa waktu interview kami membicarakan hal lain, dan kami akhirnya hanya bisa menyimpulkan satu kata yang tepat bagi Pras: ANEH & MISTERIUS Dan kami sangat suka itu. Karena kami juga ANEH & MISTERIUS.
Hahahaha......

Saturday, July 31, 2010

H.O.RE 1st EVENT






H.O.RE (House of Revelation)
www.house-of-revelation.blogspot.com
Eastern Promise, Kamis – malam jumat: Raksasa – Oracle – Suri – Mather Father – The Sauerkrauts

Acara kami telat.
(Dan ternyata review ini jauh lebih telat lagi).
Bukan karena menunggu penonton, ataupun bukan karena menunggu kehadiran band pertama (yang biasanya malas main pertama), melainkan karena kami asik tegur sapa teman – teman lama, serta muka - muka baru, juga teman media yang sudah hadir sejak jam 6 sore.
Kami sengaja memang tidak menampilkan banyak band pada malam itu, dan memutuskan untuk menampilkan hanya 5 band. Kami merasakan beberapa suasana perhelatan menjadi satu. Suasana reuni, ajang teman – teman angkatan muda ’unjuk gigi’ di hadapan para senior serta pertemuan panggung dari beberapa genre.
Lupakan saja jika Anda ingin melihat review ini secara teknikal (yang memang mohon maaf ternyata sound system yang kami berikan memang bermasalah), tetapi lebih kepada semangat yang mereka tampilkan di acara tersebut, serta mental dalam menghadapi berbagai macam penonton.

The Sauerkrauts, diberi kesempatan pertama untuk tampil.Ternyata band buatan yang belum genap sebulan dapat memberikan pertunjukan yang cukup bagus dan tidak disengaja bahwa vokalis band ini merupakan mantan vokalis dari Oracle (band yang juga tampil malam itu). Entah kenapa tampak aura 90-an pada saat mereka bermain, yang tentu saja itu jauh dari era mereka, karena mereka tergolong sangat muda. Segar sebagai pembuka.

Matherfather. Hapus ingatan Anda tentang kolom Oh Mama Oh Papa di Femina.
Band pop alternative, angkatan muda, membawakan beberapa lagu yang dikemas menjadikan suasana semi melankolis, ternyata dapat memberikan performance kualitas musik yang meyakinkan, terdengar dari hasil rekaman live seadanya yang kami lakukan di dapur FOH.

Suri (Launching EP). Band ini termasuk salah satu band yang ditunggu. Kehadiran mereka merupakan pertanda bagi kemunculan band – band wajah lama di acara ini. Ternyata pada saat persiapan, segerombolan pria sudah berada di FOH untuk memberikan dukungan. Band ’Brotherhood’ studio Doors ini ternyata mampu memberikan aura ’stoner rock’ bukan karena alat mereka yang ’aduhai’ mengagumkan, tapi karena semangat yang memabukan penontonnya.

Oracle. Satu – satunya band ’Thrash’ yang tampil di acara malam itu. Sudah menerbitkan 3 album (beserta 1 mini album, 3 album single) ini ternyata memang mengagumkan dari sisi mental, performance. Bermain technically good & fun! Tidak diragukan lagi mampu menjaga konsistensi semangat untuk menunggu serta mewujudkan persepsi yang terbaik bagi para pendengar baru serta penganutnya.

Raksasa (Pertunjukan di depan publik pertama kali). Dari semua proyek kolaborasi band yang sering dilakukan sejak tahun 90-an dalam rangka membuat pertunjukan yang luar biasa, ternyata band ini berbeda, terlihat dari keterikatan emosi antar salah satu pemainnya. Bukan hanya cuma ’saling ngisi part tertentu’, tapi dapat memberikan pertunjukan maksimal tentang keutuhan band tanpa menghilangkan semangat dan cara bermain mereka. Kontrol ’beat’ dan penciptaan berbagai macam beat yang menjadi salah satu dasar kuat dari lagu – lagu mereka, serta harmonisasi dan vokali yang pada akhirnya membentuk sebuah asumsi mengenai band ini: Cerdas & Cermat! Walaupun penonton sudah berkurang, tetapi band ini sangat layak untuk disaksikan dan dibuktikan. Berbagai macam suasana dalam satu naungan Indo Rock.

Dan acara ini pun dibubarkan oleh hits Kucing Garong remix, yang diputar oleh Eastern Promise (Thanks a lot Lens)

Signing off for this week!!
* Kami sekeluarga sedang siap – siap acara ngabuburit Nidji dan puluhan ‘meeting’ yang melelahkan otak.

Wednesday, July 28, 2010

Jalan - Jalan Ke Taman Ria Bersama Iman Fattah



Setelah lelah, letih, lesu mengadakan event H.O.RE yang pertama, dan absen hampir 1 bulan, maka kami kembali dengan menginterview salah satu personil band yang memang tampil pada event H.O.RE kemarin serta berulang tahun pada 28 Juli kemarin.

Awal pertemuan kami dengan Iman Fattah di tahun 2002 - 2003, yaitu pada saat kami menyelenggarakan suatu acara ’rave party’ di sebuah gudang berbentuk hanggar besar. Saat itu kami sudah mendengar band nya ’LAIN’ cukup santer. Kami memperkenalkan Iman kepada salah satu record label Bandung, membuatkan konser untuk LAIN, dan akhirnya pertemanan kami terus berlangsung hingga kini.
Walaupun band nya kini sudah tidak sama lagi, tapi kami menemukan bahwa seorang Iman Fattah
1. Pemarah atau Pemabuk? Pemabuk
2. Wanita atau Harta? Wanita
3. Pisau atau Pistol? Pisau
4. Gamelan Rebab? Rebab
5. ‘Bokek tapi sombong’ atau ‘Jelek tapi sombong’? Bokek tapi Sombong
6. Ali oncom atau Si tomat? Ali oncom

1. Sekeren apa diri lo?

If: Energetic, dynamic, frantic, manic & generic

2. Di lima tahun ke depan lo berkeinginan jadi apaan?
If: Orang kaya yang bisa membantu org
3. Dilema apa yang selalu lo rasain?
If: Belum bisa menentukan mana proyek yang bisa jadi "duit" dan mana yang enggak,
gue murahan sih diajak ngapain juga ayo aja...hahaha.
Te: Lo gak takut digunain orang?
If: Takut sih, tapi ya udah kali ya, artinya kalau ada apa – apa ya....belom rejeki!
4. Se'raksasa' apa band lo yang sekarang ini sehingga sepakat dinamakan raksasa?
If: Se-raksasa bahwa kita akan menggenggam dunia musik lewat musik kita, hahahaha!
5. Ketakutan apa yang lo hadepin waktu lo buat band?
If: Atau mungkin dari band raksasa sekarang ini? Gak pernah ada ketakutan apa-apa sih karena gak pernah mikirin musti gimana-gimana, senang-senang aja, hehehe
6. Menurut lo apa yang kurang dari dunia hiburan di indonesia? Tepatnya di Jkt?
If: Kurang apresiasi. Masyarakatnya sudah terlalu sibuk dgn mencari uang sehingga gak mau lagi mengapresiasi hal-hal yg gak biasa atau musik2 yg musti sedikit usaha buat di dengerin, bahkan konser bagus aja bisa jadi ‘gak mau bayar tiket, waktu kita keluarin album aja, pada minta gratisan terus, gimana mau maju kalo semua gak dihargain. In general, orang sekarang kan mentalnya gratisan mulu, dan kayanya ada hubungannya dengan hidup kita yang terbiasa hidup dengan bajakan.
Jadi dikit-dikit minta gratisan.Yang tadinya udah minim apresiasi, jadi makin gak peduli. Lo sbg pembuat event pasti ngerti dong.
Te: Hehehehe.......
7. Menurut lo tentang anak - anak kecil, sebenarnya apa yang mereka musti dapatkan supaya mentalnya gak gratisan nanti kalo udh gede?
Sosialisasi,pelajaran dan pendidikan yang bagus.Maksudnya, mereka musti ngerasain bikin event, keluarin album bikin film, berkarya terus ngerasain bahwa orang gak mau hargain karya mereka. Kayanya baru deh pasti berubah ‘mind set’ nya.
8.Taman bermain apa yg menurut lo paling memorable?
Apakah masa kecil lo cukup banyak bermain di taman - taman gitu atau gimana? Taman blok M yang ada patung gajah ‘n Taman kodok di menteng yang ada patung kodok di tengahnya. Dari kecil gw dibawa main kesitu. It's where i grew up.
Te: Memang ada mainannya?
If: Cuma ada patung - patung itu sih,lagian, jaman dulu kan kita sore - sore main di depan rumah pulang sekolah, ya jaman - jaman SD deh.
9. Apa yang lo tawarkan dari raksasa? lirik 70an,lead gitar, beat cepat, nada minor ???
Raksasa adalah tempat berkumpulnya musisi lintas genre, jadi semua ‘style’ dan ‘taste’ musik kita gabungin disitu dari background yg beda2. Belum pernah sebelumnya gw ngerasa pas nge-jam pertama kali ngerasa begitu nyaman & cocok ‘chemistry’-nya tanpa penyesuaian dulu padahal masing - masing personil kan beda - beda. Yang jelas, referensi kita adalah band - band Rock Indonesia tahun 80 -90an awal gitu, kita mungkin mau mengembalikan musik2 seperti itu dgn interpretasi kita sekarang. Gak bisa bohong, karena kita semua grew up di tahun2 itu.
10.Mungkin lo bisa jelasin salah satu single yg bakal lo bawain, mungkin judul 'pesawatku delay'?
If: Lagu ajaib tuh. Belom pernah sebelomnya gue nge-band, baru masuk studio langsung jadi 1 lagu sampe abis, sampe lirik bahkan sampe konsep video clip juga jadi. Lagu itu awalnya Adrian (Adioetomo) yang came up sama chord gitarnya, terus gue coba rombak temponya dan arah musiknya jadi cepet, terus pepeng came up sama beat-nya, bonny juga sama bass line yang sangar, lalu cumi masukin vokal dari tulisan dia waktu pesawatnya delay ,n walahhh......jadi lagu!
Chemistry di band ini sangat….sangat tinggi bahkan terakhir latihan, kita dapet lagu baru lagi sampe abis. You know there's some chemistry when you can communicate with your partner and band mate without looking at each other, i feel that in ‘Raksasa’ and i think the boys feel it too.
10 Apa yang paling lo sesalin dalam hidup lo?
Gak ada sih, gak ada yang gue sesalin dalam hidup. Semua itu jadi pelajaran yang membentuk kita sekarang. Mari saya akhiri dengan kata-kata "alhamdullillah”.

Tuesday, June 22, 2010

INTERVIEW DENGAN HARLAN BOER (MANAJER EFEK RUMAH KACA, JANGAN MARAH RECORDS)



BINCANG KOPI MELANTUR PART 1
Harlan Boer atau yang biasanya akrab dengan 'Bin'. Bervisi besar,walaupun tidak pandai mengulik gitar tapi pandai mengulik kata - kata.Mantan personil Room-V, mantan personil The Upstairs, dan kini menjadi manajer dari salah satu band dengan 'lirik menohok' Indonesia: Efek Rumah Kaca, serta mendirikan perusahaan rekaman dengan nama 'Jangan Marah Records' yang menaungi Zeke,dan segera Bangkutaman. Berikut lanturan antara saya 'Ke'dan Bin lewat dunia maya.

1:07am Me
bang bin....daku interview sekarang untuk naik di H.O.RE besok bersediakah??? agak2 psychedelic
1:08am Harlan
hahahahahahahaha
1:15am Me
Gw akan menyebutnya bincang kopi melantur part 1 bersama bung Harlan Boer
1:15am Harlan
okay
1:16am Me
Pertanyaan pilihan dulu: 1. kanan atau kiri? 2.vandal atau cuek?
Jawabnya bentar dulu ye....
3.george benson atau quincy jones?
4. guitarist atau bassist?
5. Ratmi B29 atau Ijah Bomber?
Silahkan bang dijawab yg ini dulu
1:18am Harlan
Hihihi aneh2 pertanyaannya
1:19am Harlan
1. kanan kiri oke, yang penting enak 2. The Vandals 3. Quincy Jones aja deh, lebih dekat hubungannya dengan Jacko
1:20am Harlan
4. biasanya gitaris 5. Ijah Bomber gue lupa yang mana,jadi ya Ratmi B29
karena B29 juga menjadi merk sabun padahal kalau gak salah B29 diambil dr nama jenis senjata Ratmi mendapat julukan nama B29 dr perwira
1:22am Me
Apaan sih??? Masaa??? iya B29 itu kita kan merk sabun....sabun colek B29
1:23am Harlan
kalau nggak salah, begitu ceritanya
1:23am Me
oh beneran tuh??? Gw pikir B29 ukuran 29B doii?? Hehehe
1:23am Harlan
hahahaha
1:23am Me
hmmm pertanyaan serius:
1. Salah satu dosa lo yang sampai sekarang lo kepikiran apaan ya??
1:26am Harlan
wah, berat bgt nis hahahaha
1:26am Harlan
gue lupa nih
1:26am Me
gw kalo ditanyain gitu juga jd mampus
1:26am Harlan
bentar...bentar gue udah lupain dosa2 gue, hehehe apa ya? oh ada waktu SMP nih
1:28am Harlan
hahahaha
iya, dosa yg gue nggak lupa sampai skrg ya
jadi waktu SMP gue nonton video bareng temen2 gue di rumah gue
nonton video KISS lagi enak2 nonton,tukang bakso langganan gue lewat
terus, gue panggil kita pesen bakso setelah ngebikinin bakso,si tukang bakso ikutan nonton video itu pas kebetulan lagi adegan party cewek2 bugil gitu atau cuma pakai celena dalem doang party di rumah bareng KISS
nah, nggak lama videonya abis terus gue ganti sama videoPolice Academy
terus,si tukang bakso nyeletuk," yang musiklagi dong" hahaha tuh dosa bgt tuh gue
1:32am Me
hahahaha........reseee........meracuni rakyat kecil......hahaha
1:32am Harlan
parah tuh belum lagi, abang2 itu kita omongin jd joke abadi
makin dosa terus,hari ini msh gue ceritain juga ke elo makin dosa
1:33am Me
Yg kedua???? Obituari???
1:35am Harlan
gue mau nulis obituari buat gue kayak gmn? atau gue mau orang lain nulis obituari gue
1:36am Me
hm org lain kali ye biar makin ribet
1:36am Harlan
Ok ..gue jawab pake puisi gue aja ya, ini gue tulis tahun berapa yaaa?
wah lupa , sekitar awal 2000-an
OBITUARI
dadah
sampai jumpa!
udah, gitu doang, hehehe
1:37am Me
seriusss looo????
1:37am Harlan
Iya...itu gue bikin karena gue percaya ada alam lain setelah alam dunia iya
gue lupa jg knp gue nulispuisi itu tp seinget gue, saat itu gue lagi bikin puisi religilagi bikin yg tema2-nya relijius gitu
1:40am Me
hahaha...bentar gw pipis dulu....
1:40am Harlan
Hahahaha,ok, gue jg deh,pipisdulu , eh, ngerokok bentar ya nis , 5 isep
1:45am Me
3. Entah kenapa dan pastinya mungkin generasi ucok aka dll itu sudah berkomentar hal yang sama, bahwa musik kita gini2 aja...padahal dulu band - band Indo bisa masuk top chart di luar negeri...tapi sekarang ga bisa, apa ya masalahnya?? kualitas komposisi lagu, lirik, atau apa ya??
Kenapa ya ga ada yg masuk chart di luar negeri lagi?
1:49am Me
4. gw pernah cerita soal ketakutan gw tentang stagnasi, waktu itu kita di EX ada jimi, ameng, lo, n kita mau nonton Gribs......hmmm.....menurut lo apa ya stagnasi? contohnya di musik.....gw udah susah banget suka samalagu band - band sekarang....yg gw dengerin ternyata produk dari orang yg sama yg ngebuat gw amaze stagnan bukan tuh ya?
1:50am Harlan
Hmm... gue kurang tau juga, belum meriset. Tapi mungkin aja ada lagu Indonesia baru yang masuk chart di Malaysia. Hehehe..Tapi, gini... chart sekarang kan juga belum tentu harus kayak shart tradisonal jaman dulu kayak White Shoes kepilih di "chart" Rolling Stone Amerika,"chart" myspace chart allmusic.com
1:54am Harlan
Tentang stagnansi, menurut gue itu mungkin terjadi karena apresiasi publiknya melemah akibat media yang miskin apresiasi juga. Sedangkan publik luas kan dapet informasi dari media.
Mungkin karena itu jadi iklimnya kurang kompetitif , Seharusnya sih menurut gue senimannya juga cuek aja sama media
sama apresiasi, eksplorasi terus aja
1:56am Me
hmmm terus tanggung jawab sosail ke masyarakatnya gimana??
1:56am Harlan
tanggung jawab siapa? artis atau media?
1:56am Me
si artis? dalam rangka memberikan wacana ke masyarakat? yg pasti kan kita setuju bahwa si artis berekspresi tanpa berpikir tentang 'bisnis' waktu mereka berkreasi
1:59am Harlan
sebenarnya sih menurut gue, artis nggak mikirin tanggung jawab ke masyarakat jg nggak papa, tapi mikirin ke dirinya sendiri aja... sudah puas nggak sm karyanya? Kenapa sudah puas? apalagi nih yang mau gue bikin...ya, berpikir bisnis saat berkreasi jd masuk akal ketika senimannya mengharapkan segera mungkin dapat uang dari karyanya , walaupun berpikir bisnisnya bisa aja jadi salah, malah nggak menghasilkan uang
2:00am Harlan
tapi ya, menurut gue sayang aja ketika berpikirnya bisnis ketika bikin karya, padahal juga belum tentu karyanya bs jadi hit, jadi uang, kan faktor lain banyak selain karya yang membuat karya bisa jadi uang kan bukan cuma karya
2:02am Me
Hmmm...bukannya itu ya salah satu kesalahan band2 sekarang, baru jadi 1 - 2 lagu eh udah mikir records mana, udah mikir laku ga ya??? Jadi menurut lo ga papa kalo bisa mikir bisnis juga pada saat berkreasi?
2:02am Harlan
kalau gue pribadi, lebih suka artis yang berpikir bagaimana caranya bikin karya yang terbaik yang mampu dibikin, bukan mikir bisnis
2:02am Harlan
apalagi di industri "independen" berapa sih modal promosinya? Bikin karya "kacangan'supaya fit sama industri kan juga butuh dana promosi yg besar, atau power yg besar, kalau nggak disokong sm dana yang besar, ngapain juga bikin karya yang "dianggap fit" sm industri , mending bikin karya yg maksimal,sebagus mungkin sesuai selera
2:05am Me
Ya mungkin kesimpulannya bikin yg kacangan atau yg hits keren butuh tenaga, modal, power, n otak yg sama tapi trik yg beda......jadinya kenapa ga sekalian aja buat yg hits krn nama n kredibilitas jd lebih baik n long lasting???
2:06am Harlan
Menurut gue, nggak usah mikir mau bikin karya yang bakal jadi hit, bikin aja yang sebagus mungkin yg kita suka, dan terus bikin aja terus kenalin aja ke org2 itu aja
2:07am Me
hehehe....kita omongin yg lain.....bentar gw copy dulu k words
2:08am Me
5. Apa kegelisahan lo yg paling utama saat ini??
2:11am Harlan
tentang anak dan duit ....hahahaha
2:12am Me
hmmm...n album yg bisa ngejawab itu adalah???? Maksud gw yg bisa nenangin lo kalo lg mikirin itu???
2:12am Harlan
gue pingin punya banyak waktu bareng anak gue sekaligus punya banyak duit
2:12am Me
buset bin itumah gw juga mau nya gitu.....
2:12am Harlan
hahahaha
2:16am Harlan
oh,lagu, banyak sih, banyak bgt
2:17am Me
top 3 ajahhhh
2:17am Harlan
Terutama lagu2 yg gue suka banget, gila, susah tuh 3, Hahaha.,apa ya? Salah satunya "Almamater"-nya Morrissey
2:20am Harlan
gue suka lirik-lirik Morrissey karena menurut gue banyak yg masih fit didengar sekarang. Morrissey tuh kayak ngikutin kita
2:20am Me
klasik....ih ngeri banget....ngikutin kita...hehehe
2:20am Harlan
banyak juga sih yg mungkin sudah nggak relevan sm kegelisahan gue sekarang
tp tetap selalu ada yg relevan kayak Almamater itu
2:21am Me
nah dr penyanyi yg lain?? apa tiba2 dari prodigy gitu?? hahaha
2:22am Harlan
Iwan Fals
2:22am Harlan
oh ya,kalau The Smiths itu "Interseting Drug", Fals banyak juga
2:22am Me
hmmmm......The cure?
2:23am Harlan
Secara lirik, gue The Cure kurang
2:23am Me
elvis costello??
2:24am Harlan
secara keseluruhan, dalam hal menulsi lirik, gue lebih suka Morrissey ketimbang Robert Smith, walau banyak juga lirik2 The Cure yg gue suka
2:24am Me
hmmm..kalau radiohead??
2:24am Harlan
Elvis Costello itu... gmn ya...senang gue sm dia, sama sosoknya, sm musiknya
Radiohead, gue tuh terus terang old school , tetep yg paling suka The Bends sm OK. Computer, Gila itu musiknya, dua labum itu, kecuali "High and Dry", hahaha
2:26am Me
hmm kenapa?? jualan banget ya??
2:26am Harlan
bukan masalah jualan atau nggak, gue nggak suka lagu itu....itu aja
2:27am Me
kita bertemu di OK computer berarti....krn gw OK computer n Amnesiac
2:27am Harlan
Hehehe, tapi, intinya gini
gue nggak suka download, gue nggak kerja di media atau media musik.
Sejujurnya, gue nggak banyak tahu tentang musik, makanya,ketika gue ingin mendengar musik yg spesial, kebanyakan pasti lagu2 yg memang familier sm gue, yg sering bgt gue denger atau gue mainin di gitar dan permainan gitar gue juga pas-pasan , nggak pinter ngulik lagu walhasil, ya ketika gue berekspresi dengan gitar untuk menyalurkan perasaan gue,lagunya akan itu lagi itu lagi, atau sekalian gue bikin lagu yg besoknya gue juga lupa sm lagu itu
2:30am Me
nah tuh dia....gw juga sama....tp masalahnya, gw takut loh kalo begitu gw stagnan ga dengerin musik baru...eh kecuali masalah mainin gitar n bikin lagu.....gw kagak bisa....
2:31am Harlan
gue selalu suka denger musik yg baru gue denger, selalu suka, tp memang modalnya nggakkuat....
karena gue nggak suka download, susah nikmatin lagu dr download
2:31am Me
hahahahaha.....permasalahan kita sama!!!!
2:31am Harlan
Iya.....hahaha
2:31am Me
buat gw entah kenapa tapi download itu dosa....ngerugiin artisnya n ga bisa didenger detil
2:32am Harlan
gue itu orangnya susah adaptasi, eunice. lebih ke situ sih, bukan moral ya.
gue biasa denger musik ada wujud fisiknya, entah itu kaset atau CD rekaman
tapi ada wujud fisiknya, gue susah terbiasa denger lagu di komputer
2:33am Me
ada yg bisa dipegang n diliatin artworknya....
2:33am Harlan
gue denger lagu ya di "player", apakah tape atau CD player, bahkan belum sampai ke situ,Eunice. Hanya prosesi nyetelnya aja udah masalah buat gue, antara menaruh kaset atau CD di player dengan menggerakkan mouse di computer.Itu udah beda buat gue. Rasanya beda. Itu dia, gue lebih suka CD burn daripada lagu ada di komputer, apalagi ditambah artwork
2:35am Me
gila gw ga kebayang nanti kalo semua records udh jualannya sisten download.....hahaha sampai sekarang gw gak pernah sekalipun download.....punya ipod aja lupa kalo gw punya....hahaha
2:35am Harlan
gue download cm karena kerjaan, misalnya kayak nyari lagu Doel Sumbang buat dibawain ERK, gue pernah download,buat experience aja, dan emang gue nggak suka
2:36am Me
gimana tuh tanggepan lo soal nanti fisik akan diganti jd download aja?
2:36am Harlan
gue jauh lebih suka nonton Youtube ketimbang download lagu
2:36am Me
eh cuppp dulu mau pipis lagi....lo ngerokok aja dulu
2:37am Harlan
ya, terserah... tapi gue susah untuk ikutan, sepertinya gue akan tetep denger dr fisik, kalaupun akhirnya nanti gue rajin download,akan gue burn juga ke CD biar bs denger dalam bentuk fisik.
eh, Eunice wawancaranya masih gak?
2:39am Me
1 pertanyaan terakhir ajah....mau bobok ya???? gapapa bobok aja deh, nanti kita lanjut part 2 aja bulan depan gitu....hahaha....ada salam dari age
2:40am Harlan
Ok…….salam balik buat age
2:43am Me
sip........bye..bye....besok akan naik.....cek2 blogspotnya ya....

Wednesday, June 9, 2010

INTERVIEW DENGAN PEPENG NAIF



Di sini kami tidak akan memperkenalkan lagi seorang ‘Pepeng’ yang sudah berkecimpung di dunia musik selama 1 dekade bersama salah satu band nya ‘NAIF’. Sosok drummer di Indonesia memang masih kurang untuk ‘digila-gilai’. Apakah karena posisi bermainnya di atas panggung yang sudah kepenuhan tertutup alat (lihat saja band – band jaman prog-rock atau prog-jazz )?? Entahlah, tapi saya ’Ke’ nyata – nyatanya lebih memperhatikan bassist dan drummer karena beat yang dihasilkan. Ya sudah cukuplah fans dari para vocalist & guitarist.
Berikut interview kami dengan pepeng Naif yang sangat menyukai Ringo Starr, Phill Collins, dan mengaku kalau mau ngobrol atau ketemu harus menjadi bagian dari kesibukannya, dan Pepeng akan diberikan pertanyaan oleh para fans yang tidak rajin mengikuti, pertanyaan dari interviewer, serta pertanyaan pilihan.

Pertanyaan titipan dari penggemar NAIF yang gak ikutan fans club nya NAIF jadi sorry neh kalau lo udah bosan ditanyain sama hal ini:

a.Indra ‘Kobun’ & Bahtiar:
Kenapa milih Avi sebagai model video klip?
Pep:
Sebenernya bukan kami (NAIF) yang milih. Itu berdasarkan ide dari sutradara klip Posesif, si Platon Theodoris (ke mana pula itu orang sekarang?). Tapi pas kami liat konsepnya dan ngecek fotonya Avi (alm), entah kenapa, kami langsung suka aja.
Te-Ke: Iya, Platon ke mana ya?? Kalo goyang off beat, kabar terakhir pulang ke Yunani, band yg sempat gw urus yaitu ’Kebunku’ pernah dibuatin klip juga di tahanan Tanggerang....ancur banget tuh si Platon

b.Big B:
Pernah gak buat lagu terinspirasi dari film bokep, dan apa judul lagunya (kalau ada)?
Pep:
Di album NAIF ketiga – Titik Cerah – ada sebuah lagu yang judulnya Electrified. Bercerita tentang nafsu birahi seorang laki-laki terhadap perempuan. Sedikit banyak liriknya – kebetulan gue yang bikin – terinspirasi dari pengalaman sex dan film bokep. Hahaha.

c.Randu:
Kecelakaan paling parah yang pernah lo alamin? Pilih cewek pinter atau cewek ’liar’?
Pep:
Cewek? Hmmm… Pengennya sih yang pintar sekaligus bisa liar.
Kecelakaan? Ini nih:
1.Waktu SMP kelas 1 gue pernah keseret bis Mayasari Bhakti sejauh kurang lebih 10 m.
2.Awal tahun 2009 lalu jari manis dan tengah kiri gue patah karena nahan mobil vintage gue yang mundur sewaktu diparkir di rumah Baja (MD Oz Fm Jakarta). Padahal mobil udah direm tangan, dimasukin gigi 1, plus ban belakang kanan udah ditahan pake balok. Emang lagi apes aja.

d. Tiwi:
Butuh waktu latihan berapa lama untuk menjadi seorang drummer yang handal seperti Anda?
Pep:
Pertama-tama, sepertinya mesti saya tekankan dulu bahwa saya bukan drummer handal, dan nggak pernah ngerasa handal. Begitu, neng Tiwi.
Saya belajar drum secara otodidak (dan saya bangga sekali dengan keotodidakan saya ini bisa mencapai hasil yang seperti ini... Alhamdulillah) sejak SMP kelas 2 (umur 14 tahun, kayaknya), dan sejak itu selalu berproses. Bahkan sekarang pun saya masih sering ngerasa kalo saya ini sedang belajar drum. Jadi, berapa lama tuh? Hehe.

1.Pertanyaan interview Te-Ke:

Pertanyaan dari Te:
a.Apakah lo tipe orang yang sangat mengikuti mood lo dalam menciptakan sebuah lagu atau tetap mengikuti lagu yang ada?
Pep:
Sejak NAIF mencapai album keempat (Retropolis, 2005) gue udah ngeset diri gue untuk nggak selalu tergantung pada mood, yang seringkali bikin kita mandeg berkarya. Gue selalu usahakan untuk ngejalanin apa yang ada. Kebetulan ide sering ada aja nongol. Biasanya setelah itu akan gue catat/rekam dengan media apa aja, untuk kemudian gue teruskan di saat ada kesempatan. Dan itu gue terapkan ke segala hal, bukan cuma urusan bikin lagu doang.

b.Posisi lo sebagai drummer di Indonesia, keunikan serta uniqueness di antara banyak drummer? Instrumen apa lagi yang bisa lo mainkan?
Pep:
Gue sebenernya kurang ngerti yang elo maksud dalam pertanyaan pertama. Keunikan gue di antara drummer-drummer lain? Waah... Gue nggak tau. Mustinya elo nanya ini ke orang lain, jangan gue. Tapi kalo gue boleh jawab agak melenceng dikit dari pertanyaannya: Gue ini tipe drummer jalanan. Gue bukan drummer sekolahan. Gue bukan drummer handal dan nyekill banget mainnya. Tapi gue berusaha menyatu banget sama setiap lagu yang gue mainin. Gue nggak akan berusaha sok mahir atau gimana, karena itu nggak akan ngaruh dalam telinga orang, dan nggak akan ada gunanya untuk kita selain bikin capek sendiri aja. Nah, kalo ada kesempatan (atau disuruh) solo drum, barulah gue akan main semampu gue, dengan tetep memperhatikan nilai ”asik untuk didengerin”. Ngesoul aja, bukan main ribet.
Selain drum, gue bisa main gitar, dan bahkan pernah bisa main lead gitar yang ribet. Tapi lama-lama karena gue konsen di drum, kemampuan bergitar gue nggak tereksplor dengan maksimal. Ditambah lagi kecelakaan jari gue tadi, bikin gue nggak lancar lagi main gitar.

c.Sebenarnya menurut lo apa yang harus dimiliki seorang drummer sampai bisa dikatakan sebagai ‘drummer kawakan’? Buat lo sendiri siapa drummer yang lo idolakan?
Pep:
Yang disebut kawakan itu adalah orang yang berpengalaman. Jadi seorang drummer kawakan itu haruslah udah memiliki jam terbang yang tinggi, sebagai seorang drummer. Nggak harus berusia tua, tapi kalo udah banyak pengalamannya yaa bisa aja disebut kawakan.
Drummer idola gue? Banyak. Dan masing-masing memiliki alasan tertentu. Nih, gue sebutin satu persatu.
Dari bule:
1.Roger Taylor (DuranDuran). Dialah orang yang petama kali bikin gue tertarik untuk ngedrum.
2.Phil Collins (Genesis). Buat gue, dia itu pandai memilih sound yang enak untuk setiap lagu yang dia mainkan, dan sekaligus multitalenta. Dia juga orangnya dinamis. Nggak bisa diem. Abis Genesis, bikin album solo, bikin soundtrack dan scoring film, main film, bikin big band. Dan segudang ide dan konsep dia lainnya. I salute him!
3.Richard Starkey a.k.a Ringo Starr (The Beatles, the one and only). Dia jenius dalam membentuk pola permainan. Itulah keunikannya. Tapi Sir Ringo nggak gue taro di nomer 1, karena gue baru ngeh kejeniusannya ini setelah gue gede. Walaupun The Beatles adalah kaset barat pertama yang gue denger, gue suka dan gue rela beli sendiri dengan uang gue dengan bersepeda. Waktu itu gue masih sekitar kelas 3 SD.
4.Jimmy Chamberlain (Smashing Pumpkins). Isian drumnya padat, tapi nggak berkesan sok nyekill. Dia tetep bisa menahan ego dan emosinya untuk menyatu dengan lagu. Itu sangatlah sulit untuk orang sedahsyat dia.
5.Dave Grohl (Nirvana). He’s the one! Walaupun gue taro namanya di urutan akhir, tapi dia yang belakangan ini paling berpengaruh untuk gue. Dia hampir punya banyak kesamaan dengan idola gue yang lain: Phil Collins dan Ringo Starr. Apa itu? Dave itu jenius (menurut gue), multitalenta dan selalu kreatif. Nggak bisa diem. Bikin ini, bikin itu, dan semua karyanya bagus.
Sebenernya gw agak kaget bahwa lo tidak memasukan ’jon bonham’ dalam list ini hehehe
Nah, kalo dari Indonesia... Umm, maap-maap aja, sepertinya gue harus bilang bahwa banyak drummer kita yang masih belum bisa meng-invent sumthing. Mereka masih banyak terpengaruh sama idola-idola mereka. Nggak nemuin ciri sendiri, gitu. Dan mereka masih terlalu membanggakan skill mereka, sehingga sering perang sama lagu yang mereka mainin.
Tapi, tetep, permainan para drummer kita nggak kalah keren dari para bule dan negara-negara lainnya.
Nama drummer dari Indonesia yang bisa gue anggap sebagai idola gue cuma 2 aja:
1.Budi Haryono (ex-GIGI, sekarang Tiket). Dia drummer yang kreatif dalam memainkan pola drummingnya. Mungkin karena Mas Budi juga membekali dirinya dalam bidang tetabuhan Sunda.
2.Murry (Koes Plus). Yang ini nggak ada matinya! Permainannya hampir sama uniknya dengan Ringo. Dan Om Murry juga menulis lagu. Gue salut dan bangga kalo ada drummer yang juga penulis lagu.

d.Hal apa yang paling lo tentang sebagai cowok?
Pep:
Gue nggak bermaksud menentang. Tapi gue paling sebel dengan perempuan penganut feminis. Dan gue akan bisa berdebat panjang kalo udah ngomongin soal emansipasi sama perempuan. Siapa aja. So, lebih baik nggak usah ngomongin panjang lebar soal pertanyaan dan jawaban ini yaaa.... Hehe. Setuju....

e.Kita tau dalam bermain musik sebuah band mempunyai materi, emosi dan ’attitude’. Apakah lo adalah orang yang merasa skill dalam sebuah band itu perlu, atau justru salah satu di antaranya? Yang mana yang paling susah untuk lo terapkan, atau malah justru fatalist?
Pep:
Skill dalam sebuah band itu perlu. Tanpa skill, band nggak akan berarti apa-apa. Walaupun skillnya cuma bermain ritem aja.
Tapi, skill bukanlah segalanya. Kalo elo bisanya ritem, ya main ritem aja yang bener. Kalo bisa, jadilah pemain ritem yang baik. Bukan berarti kita nggak boleh maju. Berusaha untuk lebih, boleh aja. Sangat boleh, malahan. Tapi tetep harus sadar diri dan berusaha kontrol saat lagi ngeband.
Materi lagu, emosi dan attitude itu harus bisa kawin. Terlebih saat kita perform di atas panggung. Terlalu memberatkan unsur emosi (tanpa ada attitude) maka akan terasa asik sendiri, ngelupain penonton. Tapi, terlalu ber-attitude, malah bakalan jadi sok asik. Hehe. Semua harus seimbang.
Memang sulit untuk ngedapetin semua unsur itu (dan Alhamdulillah, NAIF gue rasa bisa dianggap punya semua unsur itu), tapi gue percaya: dengan lebih banyak berusaha, hasilnya akan keliatan.

f.Menurut lo bagaimana tentang musik di Indonesia sekarang? Dengan keadaan selera masyarakat yang menurun, bahasa yang campur aduk?
Pep:
Yaah... Mau gimana lagi? Yang penting gue dan teman-teman gue di NAIF (dan gue harap semua musisi berpikir sama dengan gue) nggak akan bikin karya yang cheesy hanya demi kesuksesan di industri aja.

g.Bener apa nggak kalo orang bilang mau cepet kaya atau terkenal yah bikin band aja?
Pep:
Nggak banget! Banyak profesi lain yang lebih menjanjikan. Jangan pernah main band cuma pengen ngetop, kaya, dan digilai penggemar! Ada tanggung jawab yang lebih besar di balik itu semua!

h.Band sekarang, lokal dan luar negeri yang lo anggep OK?
Pep:
Sekarang gue ngeliat sebuah band itu OK atau nggak, bukan sekedar dari musiknya aja; tapi juga dari pergerakannya. Seberapa gigihnya mereka bertahan di industri yang kejam.
Dari lokal, gue salut sama The S.I.G.I.T, White Shoes And The Couples Company, Mocca, Navicula, dan Efek Rumah Kaca. Mereka punya gerakan yang luar biasa!
Dari luar negeri, gue justru belum ngeliat ada yang istimewa lagi setelah Foo Fighters, System Of A Down, Travis dan Muse.

i.Apa penilaiannya kalo lo denger pertama kali lagu dan bisa lu katakan OK buat lo? Aransemennya, beatnya, apa liriknya??? Dan bagaimana menurut lo soal lagu yang jualan banget? Apa sih yang menurut lo jualan banget?
Pep:
Udah pasti beat lagunya. Kalo bikin ngangguk-ngangguk (walaupun lagu slow), berarti kita udah kesangkut. Barulah melodi lagu mengikuti di belakangnya. Kalo kita udah sing along sama lagunya, berari udah bisa dibilang suka sama lagu itu. Naah, lirik barulah terakhir. Biasanya urutannya gitu.
Lagu yang jualan? Gue percaya sebenernya apa aja bisa dijual. Tergantung seberapa hebat ilmu komunikasinya aja. Ngejual itu nggak harus masiv lho! Semua produk itu punya kelasnya masing-masing. Punya pasarnya masing-masing. Kita harus kenal dulu sama produk kita, dan tau sasaran kita. Kalo ternyata pasarnya nggak besar, jangan buru-buru mau besar. Maksimalin aja dulu semua yang kita punya, baru bikin plan yang lebih besar untuk kemudian hari. Giitttuu...

Pertanyaan dari Ke:
a.Hadiah ulang tahun apa yang paling ancur yang pernah lo kasih ke kenalan lo? (Nah, batu nisan mungkin??)
Pep:
Sejauh gue bisa mengingat, gue nggak pernah ngasih kado yang nggak-nggak ke temen gue. Apalagi yang ancur. Kalopun awalnya ngerjain dia, tapi endingnya selalu yang asik-asik aja. Minimal, setidaknya ngasih ucapan yang layaklah.

b.Pada saat sekarang ini, dengan posisi elo sudah berkarya selama 1 dekade, apakah pernah ada terpikir untuk bertanggung jawab terhadap masyarakat dalam menghasilkan karya yang baik sehingga bisa membentuk ’kualitas lagu’ / ’selera’ masyarakat?
Pep:
Sejak awal gue berkarya, gue selalu berusaha untuk ngasih yang terbaik bagi orang. Apapun tujuan karya itu. Dan gue yakin temen-temen di NAIF yang lain juga begitu.
Seperti yang gue bilang tadi, ada tanggung jawab yang besar di balik profesi dan hasil kerja kita.

c.Setau gue, NAIF sudah beberapa kali mengganti manajer. Nah, sebenarnya bagaimana seorang manajer yang kompeten dan elo harapin, sampai manakah job desknya? Apakah ke depannya tertarik untuk membentuk sebuah artis manajemen?
Pep:
Gue secara pribadi nggak pernah kepikiran untuk bikin manajemen artis. Tapi NAIF secara company pernah mengangkat issue itu sih. Cuma belum tau akan terealisasi kapan. Manajemen NAIF band sih sekarang ini udah pake bendera Superstar Management. Tapi belum menjalankan fungsi manajemen artis profesional dengan berbagai produknya. Artisnya baru NAIF aja. Hehe.
Buat gue, manajer band yang kompeten itu yang bisa mengangkat si artisnya dari berbagai sisi. Nggak cuma nyariin job doang, tapi juga bisa membentuk image dari si artis, dan bisa memperhitungkan semuanya dari sisi bisnis.

d.Apa pekerjaan lo sehari–hari? Apakah ada pekerjaan sampingan yang gak bisa ditebak orang? (bandar bajaj, mungkin??)
Pep:
Hehehe... Pekerjaan gue sehari-hari itu berproyek aja. Mikirin konsep. Berbagai konsep. Apa aja yang bisa gue kerjakan untuk gue pribadi, dan untuk NAIF.
Wiraswasta yang gue jalankan sekarang ini yaa baru sama NAIF aja, bikin PT. NAIF Cipta Kreatif, yang sampe sekarang masih terus mengembangkan bisnisnya.
Pernah kepikir untuk bikin bisnis pribadi, seperti buka restoran atau apapun itu bentuk dagang, tapi belum terpikir secara matang. Dan jujur, gue masih dalam tahap nabung terus sampe sekarang.
Yang pasti gue orangnya nggak bisa diem. Gue harus selalu jadwalkan semua kegiatan gue di kalender, biar tersusun rapi. Semuanya bersifat proyekan. Banyak temen gue yang sering sulit ketemu sama gue, sampe akhirnya gue (terpaksa) bilang ke mereka, “Kalo mau ketemu gue, jadilah bagian dalam kesibukan gue.”
Hahaha... Terdengar songong. Tapi, begitulah kenyataannya.

e.Bisa dijelasin sedikit tentang band The Time Travellers dan Raksasa Project? Apa yang elo harapkan dari proyek ini, dan kesulitan apa yang lo hadapin di dua proyek lo ini?
Pep:
Oke. Akan gue jelasin:
1.The Time Travellers sebenernya adalah proyeknya Rio Dalimonthee, seorang gitaris gaek (usianya 72 tahun sekarang, kalo nggak salah), jebolan band jadul, The Timebreakers – yang awalnya didirikan oleh Alfons Faverey dan Franky Luyten, mantan The Tielman Brothers (band bergenre Indorock asal tahun ‘50an yang ngetop di Belanda saat itu).
Seperti rekannya, Andy Tielman, Om Rio Dalimonthee ini juga salah satu pelaku sejarah Indorock. Cuma emang nggak sekondang Tielman. Nah, suatu saat Om Rio pulang ke tanah air – setelah lama tinggal di Jerman – terus ceritanya mau ngangkat lagi Indorock di negara asalnya: Indonesia. Ketemulah ia sama Awan (SORE), yang lalu langsung ngajak beberapa temen lagi, salah satunya gue.
Nama The Time Travellers (TTT) ini hasil usulan gue juga. Gue ini sangat terobsesi sama kisah-kisah perjalanan lintas dimensi waktu. Kebetulan Om Rio mantan pemain band yang namanya The Timebeakers, terus ngajak “anak-anak muda” seperti kami dan mengajak kami “bertualang melintasi waktu” bareng dia, karena ngebawain musik-musik tempo dulu. Gitu filosofinya. Hahahaa...
TTT cuma diproyeksikan sebagai band panggung aja, yang misinya memperkenalkan dan membuka wawasan kepada anak muda sekarang akan sebuah “harta karun” budaya bangsa sendiri yang namanya Indorock, untuk kelak bisa dilestarikan. Jangan sampe kepemilikannya diaku-akuin sama negara lain lagi! Hehehe.

2.Raksasa Project... Nah, kalo ini barulah emang band yang gue bangun bareng Iman Fattah dan Adrian Adioetomo. Pasukan awalnya ditambah sama Eka (Brandals) di vokal dan Sammy (Seringai). Band ini terbentuk hasil comblangan Adib Hidayat (senior editor Rolling Stone Indonesia) di awal Agustus 2008, lewat kegiatan amal Suara Hati Kami yang dimotori Melanie Soebono yang pada saat itu mau ditayangin peluncurannya dalam acara Kick Andy, di Metro TV, 22 Agustus 2008. Waktu itu kami ngebawain lagunya God Bless yang judulnya Raksasa. Makanya nama bandnya akhirnya jadi Raksasa Project.
Sejak 2009 posisi Sammy digantiin sama Bonny Shidarta (Dead Squad), sedangkan Eka digantiin sama Adicumi (Fable).
Raksasa Project diproyeksikan untuk bikin karya lagu sendiri. Ngeband sama anak-anak band lama itu menyenangkan untuk gue. Semua udah tau harus ngapain, jadi nggak repot. Ini jadi semacam refreshing bagi gue.

Gue sih berharap kedua proyek itu berjalan lancar sesuai dengan misinya masing-masing. Yang repot tentu aja ngatur dan nyinkronin jadwal. Apalagi Raksasa Project. Semua personilnya orang sibuk. Hehe.

f.Setau kita, elo sudah mengeluarkan komik, punya band proyekan, dan mungkin akan ada apa lagi yang pengen banget lo kerjain?
Pep:
Sebenernya masih banyak lagi ide dan konsep di otak gue, baik itu yang berhubungan sama NAIF atau nggak. Komik NAIF sebenernya cuma awal dari komik gue. Masih ada judul komik lain setelah serial NAIF selesai, sekarang masih dalam pematangan naskah.
Di luar komik dan dua band proyekan tadi, gue masih akan berencana ngerilis album solo. Sekarang lagi rekaman juga. Belum ada target pasti kapan mau rilis.
Selain itu gue juga sekarang ini baru aja selesai shooting film layar lebar. Hehe. Iseng aja, diajak sama sebuah PH baru, scriptnya bagus, gue suka sama karakter yang gue peranin, jadi deh. Sesimple itu. Gue cuma jadi supporting talent doang sih, tapi cukup bikin hidup cerita film. Peran utamanya sendiri adalah Ridho Roma, Cathy Sharon, Delon, dan Rhoma Irama himself. Target rilisnya di liburan puasa tahun ini, katanya.
Btw, gue punya situs pribadi yang ngejelasin tentang semua kegiatan gue di luar NAIF. Coba aja tengok ke: www.frankiindrasmoro.com.

g.Kalau dikau keluar dari NAIF, maka NAIF akan kehilangan apa kira–kira?
Pep:
Gue sebenernya nggak mau nyombong. Tapi elo nanya sih. Yaa gue musti jawab dengan jujur deh. NAIF akan kehilangan seseorang yang paling kreatif dan briliant! Hahahaaa...

h.Apakah untuk refrensi lo selalu mendengarkan drum? Atau bisa dari instrumen lain kaya trompet, atau mungkin piano?
Pep:
Tentu aja nggak harus dari drum doang dong! Tergantung keperluannya. Kalo untuk bikin lagu, bisa dari semua jenis instrumen. Tapi hanya sebatas jadi referensi lho yaa, bukan memplagiasi.


i.Apa Phobia, Fetish & Guilty Pleasure lo?

Pep:
Gue bisa keringet dingin kalo berada di dalam ruangan sempit yang serba tertutup.
Gimana kalo ada cewek cakep di dalam tu ruangan, makin – makin kali ya keringat dinginnya?

2.Pertanyaan Pilihan:

a.Kampret atau Kalong?

Pep: Kampret. Lebih ngehe aja kedengerannya.

b.Kancut atau kolor?
Pep: Kolor aja deh, biar nggak kancut-kancut amat!

c.Sandal jepit atau bakiak?
Pep: Sandal jepit. At least masih OK untuk dipake nongkrong ke mana-mana.

d.Upil atau belek?
Pep: Upil! Lebih lucu namanya.
Te-Ke: Hahaha....upil & ipil...

e.Flying V atau Washburn ?
Pep: Washburn, pastinya lebih terlihat jantan! Flying V agak-agak genit tapi sok mau keliatan ngerock gitu.


Te-Ke adalah sepasang remaja kakak-beradik yang sedang giat – giatnya menabung.